Orang tua selalu ingin memberikan yang pola asuh terbaik untuk anaknya. Seringkali definisi Terbaik diartikan memberikan segalanya, anak tidak boleh merasakan rasa sedih, sakit, semua yang menyulitkan biarlah dirasakan oleh orang tua.
Orang tua seperti “melayang” diatas kepala anak (mirip helicopter) yang mengontrol, mengatur dan bertanggung jawab pada anaknya secara berlebihan. Itulah gambaran helicopter parenting. Padahal, sesuatu yang berlebihan itu tidak selalu baik.
Manfaat Belajar Dari Kesulitan:
Para peneliti dari Universitas Buffalo menyatakan bahwa orang-orang yang mengalami terlalu banyak peristiwa traumatik atau hampir tidak pernah mengalami peritiwa sulit sama sekali, tidak akan memiliki kemampuan untuk menghadapi masa sulit dalam hidup.
Artinya, kesulitan yang wajar tetap diperlukan untuk melatih mental dalam menghadapi krisis dalam hidup.
Coping dan Kompeten:
Anak-anak yang dihadapkan dengan hal sulit dan terlatih untuk mengatasinya akan mampu membangun mekanisme coping emosi yang baik dan lebih kompeten menghadapi kesulitan dalam hidupnya saat dewasa.
Orang yang tidak terbiasa menghadapi kesulitan akan kewalahan dengan masalah akhirnya jatuh pada fase depresi.
Orang tua yang over protektif, tidak mau anak menghadapi masalah sebaiknya merubah pola pikir tersebut, anak tetap harus terlatih mentalnya sejak dini.
Ikatan yang Kuat:
Masalah lainnya yaitu orang tua seringkali ingin membuat anak senyaman mungkin untuk dirinya dan orang tuanya, jadi orang tua memastikan sang anak menikmati kesenangan atau kesuksesan yang orang tuanya tidak dapatkan sebelumnya.
Hal demikian berarti bahwa orang tua tidak benar-benar membiarkan anak-anak memiliki prestasi mereka sendiri.
Bingung Peran:
• Orang tua yang terlalu banyak mengambil kontrol dan over protektif akhirnya akan sulit mengambil sikap yang seharusnya terutama dalam hal mendisiplinkan anak. Padahal disiplin itu perlu.
• Orang tua akhirnya akan bias dengan perannya karena selalu menempatkan diri di posisi anak sehingga merasa bahwa mendisiplinkan anak itu ibarat mendisiplinkan dirinya sendiri.
• Jika hal tersebut terjadi maka akan sulit bagi anak untuk membangun batasan terhadap dirinya sendiri
Membuat Celah untuk Kesalahan:
• Akhirnya, untuk orang tua yang terlalu over dalam pola asuhnya yang terlalu melibatkan potret dirinya dalam mengasuh anak akan BERESIKO membuat anak Tidak Percaya Dirinya sendiri, Takut Gagal karena orang tuanya bukan karena dirinya sendiri.
• Padahal, percaya diri itu Penting dan didapatkan dari usaha, ketekunan mengatasi masalah dan melihat hasilnya.
• Jadi, lebih baik memberikan pujian pada anak atas keberhasilannya mengatasi tiap problem dibandingkan hanya membiarkan anak menganggap semua hal sempurna tanpa tahu ada masalah.
Leave a Reply