Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi adalah keterlambatan atau kesulitan dalam buang air besar (BAB) selama dua minggu atau lebih. Sembelit sering menyulitkan anak dan orang tua dan diduga berkaitan dengan penyakit serius
Rata-rata frekuensi normal BAB pada anak(berdasarkan penelitian):
• 0-3 Bulan (ASI) : 5-40x per minggu ; 2,9x per hari
• 0-3 Bulan (Sufor): 5-28x per minggu; 2x per hari
• 6-12 bulan : 5-28x per minggu; 1,8x per hari
• 1-2 tahun: 4-21x per minggu; 1,4x per hari
• >3 tahun: 3-14x per minggu; 1x per hari
Epidemiologi
• Hingga sepertiga anak usia 6 sampai 12 tahun melaporkan konstipasi setiap tahun. Konstipasi umumnya pertama kali muncul antara usia 2-4 tahun.
• Encopresis (ketidakmampuan menahan BAB/poop dicelana) dilaporkan oleh 35% anak perempuan dan 55% anak laki-laki yang mengalami konstipasi.
• Pada usia sekolah (5 tahun), encopresis tiga kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
• Pada usia 10 tahun, sekitar 1,6% anak masih mengalami beberapa encopresis.
Penyebab dan Patofisiologi
• Kontrol BAB dipertahankan oleh kontraksi otot involunter dan volunter di anus. Dorongan untuk buang air besar dipicu ketika tinja bersentuhan dengan mukosa rektum bagian bawah.
• Jika seorang anak tidak ingin buang air besar, ia mengencangkan otot-otot sekitar anus. Tindakan ini dapat mendorong feses lebih tinggi di ruang dubur dan mengurangi keinginan untuk buang air besar. Jika seorang anak sering menghindari buang air besar, rektum akhirnya meregang untuk menampung massa tinja yang tertahan, dan daya dorong rektum berkurang.
• Semakin lama feses berada di rektum, semakin keras jadinya. Keluarnya tinja yang keras atau besar dapat menyebabkan nyeri di anus. Siklus menghindari buang air besar karena takut buang air besar yang menyakitkan dapat berkembang menjadi jarang buang air besar, suatu kondisi yang disebut sembelit fungsional.
Sebagian besar anak yang mengalami konstipasi mengalami konstipasi fungsional. Konstipasi jarang memiliki penyebab organik yang serius. Namun, penyebab karena penyakit lain yang mendasari (penyebab organik) juga harus tetap diwaspadai.
- Cn Andrews, M storr. the pathophysiology of chronic constipation. Can J gastroenterol 2011;25(suppl B):16B-21B. –
Konstipasi fungsional vs organik
Penyebab konstipasi organik paling sering ditemukan pada neonatus. Kegagalan buang air besar mekonium dalam waktu 48 jam setelah lahir harus meningkatkan kecurigaan penyakit Hirschsprung. Penyakit Hirschsprung terjadi pada satu dari 5.000 anak dan biasanya didiagnosis pada masa bayi
Konstipasi fungsional adalah penyebab gejala konstipasi pada lebih dari 95% anak-anak yang berusia lebih dari satu tahun.
Namun, jika ada tanda-tanda peringatan, penyebab organik harus dipertimbangkan
DIAGNOSIS BANDING KONSTIPASI
Bayi:
• Penyakit Hirschsprung
• Congenital anorectal malformations
• Neurologic disorders
• Encephalopathy
• Kelainan tulang belakang: myelomeningocele, spina bifida, tethered cord
• Cystic fibrosis
• Hypothyroidism, hypercalcemia, hypokalemia, diabetes insipidus
• Keracunan logam berat
• Efek samping pengobatan
Anak > 1 Tahun:
• >95% konstipasi fungsional
• Penyebab organik
• Penyakit Hirschsprung
• Hypothyroidism, hypercalcemia, hypokalemia, diabetes insipidus, diabetes mellitus
• Cystic fibrosis
• Gluten enteropathy
• Spinal cord trauma or abnormalities
• Neurofibromatosis
• Keracunan logam berat
• Efek samping pengobatan
• Developmental delay
• Sexual abuse
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
• Anamnesis : Pertanyaan mengenai perjalanan penyakit, riwayat BAB (nyeri, disertai darah atau tidak, konsistensi tinja, dll)
• Pemeriksaan Fisik : pemeriksaan abdomen dan rektum
• Pemeriksaan Penunjang lainnya : jika tidak memungkinkan lewat pemeriksaan fisik, maka dilakukan pemeriksaan radiologi
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
• Edukasi Keluarga
• Disimpaksi, jika sudah kronis, maka tinja dikeluarkan dengan obat oral ataupun suppositoria (lewat dubur) atau kombinasi
• Terapi maintenance
OBAT PENCAHAR ORAL ATAU SUPPOSITORIA (LEWAT DUBUR)?
Beberapa Obat laksatif mengandung mineral oil, lactulose, milk of magnesia, polyethylene glycol powder, atau sorbitol yang tujuannya untuk memudahkan pengeluaran tinja
KONSULTASIKAN DOSIS DAN CARA PEMBERIAN DENGAN DOKTER. 😊
PROGNOSIS
Konstipasi fungsional sulit diobati, dan tingkat kekambuhannya tinggi. Dalam sebuah penelitian, 52% anak dengan konstipasi dan enkopresis masih memiliki gejala setelah lima tahun pengobatan.
Jika gejala anak tidak membaik setelah enam bulan kepatuhan yang baik terhadap rejimen pengobatan, rujukan ke ahli gastroenterologi anak mungkin diperlukan.
Leave a Reply