Sejarah Montessori
• Metode Montessori dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori pada awal 1900-an.
• Metode pendidikan khusus yang berpusat pada anak yang melibatkan kegiatan yang dipimpin oleh anak
• Ruang kelas dengan anak-anak dari berbagai usia
• Mendorong kemandirian
• Dr. Montessori percaya bahwa anak-anak belajar lebih baik ketika mereka punya kesempatan memilih sendiri apa yang akan dipelajari.
Ruang Kelas Montessori
Ruang Kelas didesain berbeda dari ruang kelas konvensional yang kaku:
• Terdapat berbagai pos aktivitas yang beragam
• Guru berpindah dari tiap pos aktivitas daripada berdiri di depan kelas.
• Sistem penilaian non-tradisional.
• Fokus pada seluruh siswa (perkembangan sosial, emosional, intelektual, dan fisik, semuanya terintegrasi)
Poin plus metode montessori:
- Penekanan pada Pembelajaran Mandiri Langsung
Banyak cahaya alami dan ruang adalah prioritas umum dalam desain ruang kelas. Karena pembelajaran berpusat pada kemandirian anak-anak, maka alat bantu yang tepat dan mudah diakses sangat penting.
• Lingkungan Montessori memungkinkan anak-anak untuk berkembang, dan belajar dengan kecepatan masing-masing
• Anak-anak dihadapkan pada pelajaran, kegiatan, dan materi yang dibangun berdasarkan keahlian dan perkembangan mereka
• Materi yang digunakan secara mandiri memberi siswa kesempatan untuk mengembangkan konsentrasi dan koordinasi
- Anak Bebas Berkreasi
• Sebagian besar proses pembelajaran diarahkan sendiri, anak-anak dapat memperoleh rasa kemandirian dan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka jauh lebih cepat daripada di lingkungan sekolah tradisional.
• Filosofi pendidikan ini berusaha untuk mendorong rasa cinta untuk belajar.
• Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan melihat belajar sebagai proses seumur hidup yang menyenangkan dan bukan beban yang berakhir ketika bel berbunyi
• Anak memiliki keinginan dan kemampuan untuk terhubung dengan berbagai orang dan ide dalam banyak situasi dan konteks yang berbeda.
- Interaksi Sosial
Montessori mengelompokkan anak-anak dari berbagai usia bersama-sama dalam lingkungan belajar yang sama. Sebagian besar ruang kelas Montessori adalah campuran usia dan dimaksudkan untuk mendorong pembelajaran peer-to-peer.
Pengaturan ini secara alami dapat menyebabkan pertumbuhan yang mungkin tidak terjadi di ruang kelas yang lebih seragam.
4.Anak Berkebutuhan Khusus
Visi Maria Montessori untuk pendidikan mencakup anak berkebutuhan khusus sejak awal.
Dengan latar belakang inilah ia memulai “Casa dei Bambini” (Rumah Anak) pertamanya untuk anak-anak yang kehilangan haknya di Roma pada tahun 1907.
Belajar bersama anak dengan berbagai latar belakang dan usia membantu anak berkebutuhan khusus untuk berkembang
• Filosofi “ikuti anak” Montessori memungkinkan semua anak bukan hanya mereka yang berkebutuhan khusus untuk menerima pendidikan individual.
• Rencana pembelajaran instruktur Montessori menyesuikan masing-masing anak dengan tujuan dan ide yang berbeda dan gaya belajar yang unik setiap anak.
Ini terutama membantu siswa dengan kebutuhan khusus untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri.
Poin minus metode montessori:
- Biaya Relatif Mahal, Tidak Semua Orang bisa mengaksesnya.
Materi pembelajaran yang jangka panjang dan berkualitas tinggi, maka tidak sedikit yang membutuhkan biaya relatif mahal untuk sekolah bermetode Montessori ini
- Kebebasan siswa bukan segalanya
• Metode Montessori dimana membiarkan anak-anak melakukan apa pun yang mereka inginkan, itu masih merupakan kurikulum yang kurang terstruktur dibandingkan dengan sekolah umum
• Terserah guru dan asisten yang terpenting memastikan anakanak maju dengan cepat.
• Tidak seluruhnya cocok diterapkan dalam pelajaran tertentu yang memiliki kurikulum paten seperti matematika atau sains
• Metode Montessori cenderung melatih berfikir mandiri, terkadang kurang bisa berkolaborasi. Padahal Team Work atau kemampuan bekerja sama dan ‘membutuhkan orang lain’ kadang diperlukan di kemudian hari.
- Teratur dan Rutinitas Lebih diperlukan anak-anak
• Struktur kelas yang terbuka bisa jadi menakutkan bagi sebagian orang
• Anak-anak cenderung menyukai rutinitas dan struktur. Bahkan pembatas fisik meja yang berjejer bisa menjadi kenyamanan bagi siswa tertentu.
• Ruang kelas Montessori dibangun untuk memungkinkan pergerakan dan perubahan
• Guru cenderung lebih banyak membimbing daripada menginstruksikan secara langsung.
• Ruang kelas biasa memungkinkan lebih sedikit kebebasan bagi siswa, memastikan lingkungan kelas yang terasa teratur, aman, dan rutin.
Leave a Reply